Resensi Novel
Selena:
Ambisi
Sang Pengintai
“…Aku
seharusnya tahu, kamu selalu berusaha menemukan celah dalam situasi apa pun.
Itu salah satu kelebihan sekaligus kelemahanmu. Kamu memiliki bakat besar
seorang pengintai, dan kamu bersedia melakukan apapun demi ambisimu. Semoga itu
membawamu ke jalan kebaikan, bukan sebaliknya, karena seorang pengintai dekat
sekali dengan jalan kegelapan.”
(Bibi
Gill, hlm. 180)
Yay, lanjutan
serial Bumi kembali terbit! Ngaku, siapa yang sudah tak sabar menanti
kelanjutan petualangan persahabatan Raib, Seli, dan Ali Si Jenius Dunia
Paralel? Serial Bumi karya Tere Liye memang sedang banyak digemari. Serial ini
diperuntukkan bagi kaum remaja. Namun, tak sedikit orang dewasa atau anak-anak
yang menyukai dan menunggu serial ini, karena ceritanya yang menarik dan
mengandung pesan moral yang dalam. Serial Bumi sudah mencapai 9 novel, yaitu
Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Ceros dan Batozar, Komet, Komet Minor, dan yang
terbaru, Selena dan Nebula. Buku ini sebaiknya dibaca berurutan agar feel-nya semakin terasa. Oke, tanpa berlama-lama lagi, ayo kita mulai!
Judul: Selena
Penulis: Tere Liye
Co-author: Diena Yashinta
Penerbit: Pt. Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman:
368 halaman
Tahun Terbit:
2020 (Cetakan Pertama)
ISBN: 9786020639512
Sinopsis:
SELENA dan NEBULA adalah buku ke-8 dan
ke-9 yang menceritakan siapa orangtua Raib dalam serial petualangan dunia
paralel. Dua buku ini sebaiknya dibaca secara berurutan.
Kedua buku ini juga bercerita tentang
Akademi Bayangan Tingkat Tinggi, sekolah terbaik di seluruh Klan Bulan. Tentang
persahabatan tiga mahasiswa, yang diam-diam memiliki rencana bertualang ke
tempat-tempat jauh. Tapi petualangan itu berakhir buruk, saat persahabatan
mereka diuji dengan rasa suka, egoisme, dan pengkhianatan.
Ada banyak karakter baru,
tempat-tempat baru, juga sejarah dunia paralel yang diungkap. Di dua buku ini
kalian akan berkenalan dengan salah satu karakter paling kuat di dunia paralel
sejauh ini. Tapi itu jika kalian bisa menebaknya.
Dua buku ini bukan akhir. Justru awal
terbukanya kembali portal menuju Klan Aldebaran.
***
Seperti yang
disebutkan dalam sinopsis, buku ini menceritakan tentang persahabatan tiga mahasiswa
Akademi Bayangan Tingkat Tinggi - ABTT, yang ingin berpetualang ke
tempat-tempat jauh. Siapa tiga mahasiswa itu? Apakah Raib, Seli, dan Ali
beberapa tahun kemudian? Bukan. Mereka adalah Selena, Mata, dan Tazk. Yap, buku
ini akan menceritakan masa muda Miss
Keriting alias Miss Selena. Juga menjelaskan masa lalunya ketika ia berteman dengan Tamus.
Selena lahir di
Distrik Sabit Enam, kawasan kumuh dan tertinggal di Klan Bulan. Ia menjadi
yatim-piatu sejak usia 15 tahun. Orangtuanya meninggal karena sakit dan tidak punya
uang untuk berobat. Selena tidak bersekolah dan teknik bertarungnya pun jelek.
Selena bertubuh kecil, kurus, berambut keriting, dan berkulit gelap. Lengkap
sudah untuk menjadi target perundungan anak-anak Distrik Sabit Enam (hlm. 9). Namun,
ia bisa mengingat sesuatu hingga ke detail-detail terkecilnya. Bakat alaminya
menjadi seorang pengintai.
Saat ibunya
meninggal, Selena mendapat surat wasiat dari ibunya. Ibunya menyuruh ia untuk
pergi ke Kota Tishri dan menemui Paman Raf, adik laki-laki ibunya. Berbekal surat
wasiat ibunya, berangkatlah Selena seorang diri ke Kota Tishri. Ia hidup di
rumah Paman Raf dan menjadi pekerja kasar konstruksi milik Paman Raf. Selain
mengerjakan pekerjaan berat, Selena juga belajar berhitung atas suruhan
mandornya, Aq. Aq melihat potensi besar dalam diri Selena yang belum terasah. Dari
sinilah awal keseruan cerita bermula.
Suara Dari
Cermin
Saat berumur 18
tahun, resmi sudah Selena menjadi perempuan dewasa. Selena mengambil ujian
standarisasi Klan Bulan (makhluk Klan Bumi biasa menyebutnya ujian kesetaraan).
Selena berhasil lulus ujian tersebut dengan nilai baik. Dan Selena bercita-cita
agar dapat bersekolah di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi atau ABTT. ABTT
merupakan akademi terbaik di seluruh Klan Bulan yang terletak di Distrik Lembah
Gajah. Dia memberanikan diri untuk mengikuti seleksi masuk ABTT. Namun sayang,
Selena tidak diterima karena saat ujian teknik bertarung dia gagal total,
berbanding terbalik dengan tes akademik dan tes fisiknya yang selalu berada di
urutan tiga besar. Selena amat terpukul dengan ketidaklulusannya itu. Ia rela
melakukan apa saja agar bisa diterima
di ABTT.
Saat malam hari
di kamarnya, Selena mendengar suara gelembung meletus. Plop! Selena terkejut ketika ia mendapati sesosok kurus berpakaian
hitam di dalam cermin kamarnya. Sosok itu datang menawarkan kesempatan besar
dan berkata,
“Aku adalah masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan. Aku adalah orang yang bisa memberikan jawaban saat tidak ada lagi jawaban yang tersisa. Aku bisa
mewujudkan mimpi-mimpi siapa pun yang penuh ambisi. Aku adalah Tamus.” (hlm.
71).
Tamus membuka kekuatan Selena yang terkunci dan Selena pun akhirnya
diterima di ABTT – dengan sedikit
pertarungan kecil. (Silakan baca sendiri, ini salah satu bagian
terseru ^^)
Demi Ambisi Mengabaikan Nurani
Selena pun resmi
menjadi mahasiswa ke-101 ABTT. Di sana, dia bertemu teman-teman baik, guru-guru
hebat, dan fasilitas canggih. Di ABTT-lah Selena bertemu dengan Mata – gadis
ramah bermata indah dari Distrik Sungai-Sungai Jauh, dan Tazk – mantan boyband yang merupakan cucu mantan panglima
Pasukan Bayangan. Mereka bertiga laksana bintang terang di ABTT, mengingat
kemampuan bertarung mereka yang di atas rata-rata dan kapasitas otaknya yang
menakjubkan. Adapula Boh dan Eva, teman sekelasnya yang ceria. Disana dia
belajar banyak hal baru, seperti “Sejarah dan Catatan Lama” oleh Stor,
“Bilangan, Struktur, Ruang, dan Perubahan” oleh Bu Tau, “Kimia dan Keindahan di
Dalamnya” oleh Profesor Chem, “Teknik Bertarung” di Kotak Hitam, dan lain masih
banyak lagi.
Dan salah satu
yang paling menarik adalah mata kuliah “Malam dan Misterinya” yang diajar oleh
Bibi Gill, staf kantin ABTT. Selena menjadi satu-satunya mahasiswa yang lolos
seleksi mata kuliah tersebut. Hei, kapan lagi ada mata kuliah yang hanya
diikuti satu mahasiswa saja?
Dari Bibi Gill Selena
belajar mempertajam indranya dan membuka ruangan terkunci. Di sanalah Selena
berkembang menjadi pengintai yang hebat. Tak lupa, Bibi Gill juga senantiasa
menasihati Selena agar tidak terperosok ke lubang kegelapan.
“Dengarkan aku baik-baik. Dunia kita dekat
sekali dengan kegelapan. Maka saat gelap menyelimutimu, pastikan kamu tetap
berusaha mencari cahaya disekitarmu. Dirimu sendiri adalah satu-satunya yang
bisa kau percaya. Nurani. Cahaya kecil itu selalu ada di hatimu. Gunakanlah.
Terangi jalanmu, temukan pilihan hidupmu. Semoga itu dapat membawamu ke jalan
yang lebih baik.” (hlm. 339).
Saat liburan
semester, Tamus kembali datang untuk menyuruh Selena mencuri gulungan perkamen
dari Bagian Terlarang Perpustakaan Sentral. Gulungan perkamen tersebut dapat
menjadi petunjuk keberadaan Buku Kehidupan, salah satu pusaka Klan Bulan yang
dapat membuka pintu-pintu yang tak dapat dibuka oleh benda apa pun.
“Era pemilik kekuatan akan kembali, Selena. Pewaris
sah Klan Bulan akan dibebaskan. Dan kamu salah satu potongan yang melengkapi
rencana keseluruhan.” (hlm. 201). “Temukan
perkamen tua itu, maka tugas kedua telah menunggumu. Kita semakin dekat dengan
Buku Kehidupan.” (hlm. 204).
Meski
Selena tahu itu merupakan tindakan kejahatan, Selena tidak menolaknya karena
Tamus mengancam akan mengunci kembali kekuatannya, dan karena Selena sesungguhnya menyukai tantangan itu.
Dalam hatinya, Selena ingin menjadi pengintai terhebat dan dia tidak takut
rintangan. Pengintai yang penuh ambisi. Sejenak, dia bisa mengabaikan nuraninya
dan melupakan semua nasihat-nasihat yang ditujukan kepadanya.
Berhasilkah
Selena menyeludup ke Bagian Terlarang? Tugas apa lagi yang akan Tamus berikan
pada Selena? Bagaimana keseruan Selena belajar seorang diri pada Bibi Gill?
Sampai kapan Selena menuruti ambisi gelapnya? Nikmati petualangan dunia paralel
di buku Selena karya Tere Liye ini!
Sudut Pandang
Yang membedakan
Selena dari serial Bumi yang lain adalah sudut pandangnya. Pada serial Bumi
lainnya, penulis bercerita melalui sudut pandang Raib, yang bertualang bersama
Seli dan Ali. Sedangkan di buku ini melalui sudut pandang Selena yang
berpetualang bersama Mata dan Tazk. Selain itu, Selena juga lebih “damai”
dibanding novel lain di serial Bumi. Plot yang digunakan maju-mundur, sedangkan
seri lainnya maju. Buku ini juga lebih menekankan topik ambisi, sedangkan seri
lainnya dominan mengenai kejujuran. Ceritanya yang berlatar di sekolah pemilik
kekuatan menurutku agak mirip Harry Potter. Bedanya, ini lebih ilmiah.
Kesamaannya? Sama-sama seru!
Hal-Hal Menarik
1.
Lebih Mengenal Teknologi Klan Bulan. Dari buku ini,
kita dapat lebih mendalami kehidupan dan teknologi di Klan Bulan. Karena di
seri sebelumnya, golden trio dunia paralel
tak tinggal lama di Klan Bulan.
2.
Nama tokoh yang memiliki arti. Misalnya Stor,
dosen “Sejarah dan Catatan Lama” berasal dari kata “history”, Profesor Chem, dosen “Kimia dan Keindahan di Dalamnya”
dari kata “Chemistry”, Ing HBB dosen
“Teknologi dan Rekayasa” yang kelihatan seperti “Insinyur Habibie”, dan masih
banyak lagi
3.
Tanggal lahir Tere Liye! Jujur, setelah
membaca buku ini, saya menjadi hafal tanggal lahir Tere Liye yang muncul
beberapa kali: drone D-210579, silakan hubungi 000-215-709, dan lain
sebagainya. Baca juga: Resensi Nebula: Rencana Berbahaya Tiga Sahabat
4.
Plesetan nama.
“Siapa yang akan bertanding?” Im ikut loncat di atas
sofa, duduk di sebelah Am.
“PAR-SIB melawan PAR-SIJA.”
“Ow, ow, itu akan seru sekali. PAR-SIB, klub
kesayangan Kota Tishri akan melawan musuh bebuyutannya.” Em ikut lompat duduk. (hlm. 41)
Tahu kan, apa
yang dimaksud? Atau…
Aku tertawa. “Itu novel apa sih?”
“Serial anak-anak.”
“Oh ya? Memangnya ada penulis yang menulis novel
serial begitu?”
“Ada. Nama pengarangnya Ter-E Liy-E. Seru ceritanya,
berseri-seri bukunya.” (hlm. 300)
Mantap lah, Bang
Tere!
Kelebihan dan
Kekurangan
Selalu jadi favorit deh, bukunya Bang Tere! Kelebihan Buku Selena antara
lain:
- Sarat akan nasihat tanpa Tere Liye mengingatkan
anak negeri tentang pentingnya persahabatan, ketulusan, kejujuran, tidak
berprasangka buruk, kesopanan, dan lain-lain. Pesan moral dituangkan dalam
bentuk perilaku tokoh secara langsung, sehingga tidak terasa menggurui atau
memaksakan.
- Tidak ada adegan bucin atau pacaran. Tere Liye
selalu berhasil menyajikan kisah persahabatan antara kaum adam dan hawa tanpa
adanya adegan pacaran murahan..
- Gaya bahasa yang khas Tere Liye. Meski dibantu
dengan co-author, saya tidak merasakan perubahan gaya bahasa Tere Liye. Cara
penulisannya pun sangat baik, dengan konflik secara bergantian.
- Memberi contoh
ambisi yang positif. Pada semester 1, Selena mendapat nilai B di dua
mata kuliah, yaitu “Bahasa-bahasa Klan Bulan” dan “Memahami Masalah Sosial
dengan Ilmu Sosial”, dan selebihnya mendapat nilai A. Selena ingin mendapat nilai
A untuk semua mata kuliah dan menyaingi Tazk dengan IP 4.0-nya. Dengan ambisi yang
kuat dan bantuan teman-temannya, Selena berhasil meraih IP 4.0, tentunya dengan
cara yang jujur.
-
Alur maju mundur. Meskipun alur ceritanya maju
mundur tetapi tidak membuat jalan cerita membingungkan.
-
Tidak terlalu banyak tokoh, sehingga
pembaca mudah mengingat semua tokoh dengan segala kekhasannya.
- Lebih banyak lelucon dibanding seri
sebelumnya, dan lelucon tidak garing.
Sesempurna apa
pun karya manusia, pasti tak luput dari kekurangan. Diantaranya:
- Cerita
yang terlalu dipanjang-panjangkan. Mulanya hanya ada empat klan, yaitu Bumi,
Bulan, Matahari, dan Klan Bintang yang
misterius. Musuh utamanya Pangeran Galau –eh,
Si Tanpa Mahkota. Makin kesini saya merasa ceritanya terlalu
dipanjang-panjangkan dengan menciptakan tokoh dan musuh baru. Meski begitu,
jujur saya tetap menunggu-nunggu kelanjutan seri ini hehe…
- Tidak
seperti seri sebelumnya, saya merasa Selena tidak terkandung fakta-fakta unik
seperti yang biasa diutarakan Ali. Jadi kangen tingkah Ali kan :((
Stop Beli Buku Bajakan!
Harga buku ini dinaikkan
dan ukuran tulisan yang dibesarkan. Seingat saya, buku Bumi berjumlah 440
halaman dan harganya tidak sampai Rp. 75.000,00 dan satu halaman dapat memuat
29 baris. Sedangkan buku Selena 368 halaman harganya lebih dari 80 ribu rupiah
dan satu halaman hanya memuat 28 baris. Margin-nya pun diperbesar sehingga space untuk tulisan berkurang. Saya tahu
ini wajar untuk bisnis, tapi saya harap harganya tidak melonjak terlalu tajam
agar tidak ada yang membeli buku bajakan lagi.
Dengan segala
kelebihan dan kekurangan yang ada, saya tetap sangat menyukai novel serial
dunia paralel ini. Berisi persahabatan-petualangan antarklan, mengajarkan
ketulusan, kejujuran, gaya bahasa mengalir santai, tidak banyak unsur romance, cover yang menarik, buku ini
memang layak menjadi bacaan favorit seluruh anggota keluarga. Rasanya tidak
aneh kalau serial ini digambarkan sebagai Harry Potter versi Indonesia. Bintang
4.5/5 untuk Selena. Satu lagi, saya harap Selena dan Nebula dapat diakses lewat
iPusnas, hehe. Stop beli buku bajakan! Selamat membaca :D
“…Aku percaya, besok lusa kamu pasti
mengetahui jawabannya. Kamu anak muda yang penuh rasa ingin tahu. Kamu akan
bertualang jauh sekali ke mana-mana. Semoga rasa ingin tahu, ambisi, dan
keinginanmu menuntunmu ke jalan yang baik, bertemu orang-orang yang baik, dan
teman-teman yang baik…”
(Av,
hlm. 228)
#LombaResensiTereLiye2020